Friday, 13 June 2008

Bunglon



BUNGLON

Srintil meneruskan perjalanan ke rumah Tampi hendak mengambil Goder. Masih di dekat rumah Sakum dia melihat sepasang bunglon berkejaran pada ranting pohon dadap. Yang betina lari tunggang-langgang lalu melompat ke dahan lain. Yang jantan mengejar, ragu-ragu, lalu menyusul melompat. Kali ini dia luput dan terbanting ke tanah. Diam dan seakan-akan mati. Warna kulitnya yang semula hijau terang perlahan-lahan berubah warna tanah. Binatang itu baru bergerak setelah langkah Srintil begitu dekat. 'Bila Kang Sakum tidak picek (note: buta) tentu dia akan berkata kepadaku: jangan membabibuta mengejar orang yang lari. Nanti terbanting seperti bunglon itu'

Ronggeng Dukuh Paruk
p.167


No comments: